-->

YSN (Yayasan Salakanagara Nusantara), dejavu Banten

Wanita Cantik di Mata Pria

Wanita Cantik di Mata Pria
Wanita-wanita Berparas Menawan Hati

News

Salakanagara merupakan Kerajaan (Sunda) Tertua dI Indonesia 130 - 362 M   Teluk Lada   Silsilah Sultan Banten   Lepasnya Lampung dan Penghapusan Kesultanan Banten 1808 - 1813   Tradisi Suku Baduy Dalam   Perang Saudara di Kesultanan Banten 1682 - 1684   Pembangunan Perekonomian Kesultanan Banten 1663 - 1667   Puncak kejayaan Kesultanan Banten 1651-1682   Legenda Syekh Maulana Mansyurudin   Sejarah VOC di Banten  

Didukung Oleh

Back to Blogspot A to Z

Sunan Gunung Jati 1448 - 1559

Sunan Gunung Jati
Serang (dejavuBanten) - Kiprah Sunan Gunung Jati di wilayah Banten, khususnya yang kini di sebut sebagai Kabupaten Pandegelang, begitu kental terlihat pada awal-awal abad 16.


 
Deskripsi


Catatan

Saudara dengan Nabi Muhammad:Silsilah ke 23
Tempat Kelahiran:Palestina
Tahun Kelahiran:(L) 1448/1450 M – (M) 1568/1569 M*
Nama Lahir / Nama Alias:Syarief Hidayatulloh / Syech Maulana Jati / Syekh Maulana Akbar
Orang Tua:Syarif Abdullah Umdatuddin + Nyai Rara Santang
Berdakwah:Pendidikan Agama
Karya:Kesultanan Banten
Segmen Penyebaran Agama:Masyarakat Umum
Wilayah Penyebarang:Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon
Sunan Gunung Jati putra dari Syarif Abdullah dengan Nyai Rara Santang (Putri Prabu Siliwangi).
Versi 1
Sunan Gunung Jati adalah putra Syarif Abdullah Umdatuddin (Seorang Mesir - Keturunan ke-17 Nabi Muhammad)
Versi 2
Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar (Musafir dari Gujarat, India yang hijrah ke Tanah Jawa),
Versi 1
Keturunan Nabi Muhammad ke 18
Versi 2
Keturunan Nabi Muhammad ke 23
Makam terletak di Gunung Sembung, Desa Astana, Kec. Gunung Jati, Kab. Cirebon, Jawa Barat
Ibunda Syech Syarief Hidayatullah adalah Nyai Rara Santang, setelah masuk Islam berganti nama menjadi Syarifah Muda’im.
Syech Syarief Hidayatullah dengan didukung uwanya, Tumenggung Cerbon Sri Manggana Cakrabuana alias Pangeran Walangsungsang dan didukung Kerajaan Demak, dinobatkan menjadi Raja Cerbon dengan gelar “Maulana Jati” pada tahun 1479.Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya, yang kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana Hasanuddin, juga berhasil mengembangkan kekuasaan, dan menyebarkan agama Islam di Banten, sehingga kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya Kesultanan Banten.
Perjalanan jauh yang ditempuh Sunan Gunung Jati dari Mesir menuju Pulau jawa, dimana selama perjalanannya ia melakukan dakwah menyebarkan agama islam diwilayah-wilayah yang di singgahinya termasuk di China.
Sunan Gunung Jati diriwatkan, memiliki 6 istri:
  • Ong Tien Nio (Laras Sumanding) putri dari Kaisar Hong Gie, dikaruniai seorang anak "Pangeran Kuningan" tetapi tidak pernah dirawat oleh sunan Gunung Jati dan Putri Ong Tien, melainkan diadopsi dan dirawat Ki Gede Lurung Agung salah satu murid Sunan, hingga meninggal pada usia belum genap 1 tahun.
  • Nyai Ratu Kawunganten, putri bupati Kawunganten Banten, dikaruniai 2 orang anak; Nyai Ratu Winahon dan Maulana Hasanudin, yang kemudian menjadi Sultan Banten. Hubungan dengan Demak terjalin karena Maulana Hasanuddin sendiri, menikahi salah seorang putri Sultan Trenggono, raja Demak ketiga.
  • Nyai Babadan, anak Ki Gedeng Babadan, dikaruniai 2 orang anak; Pangeran Trusmi dan Ratu Martasari.
  • Nyai Ratu Dewi Pakungwati, putri pamannya, Pangeran Cakrabuwana, tidak dikaruniai keturunan, sang istri wafat ketika dalam peristiwa terbakarnya Masjid Agung Sang Ciptarasa.
  • Nyai Ageng Tepasari. Putri Ki Ageng Tepasan (salah seorang pembesar Majapahit yang sudah menjadi keluarga Demak setelah Majapahit runtuh), dikaruniai 2 orang anak; Ratu Wulung Ayu dan Pangeran Pasarean. Dari pernikahannya inilah konon awal dari hubungan kekeluargaan antara Demak dan Cirebon mulai terjalin.  Dan hubungan makin terjalin erat dengan Demak, karena Ratu Wulung Ayu pun menikah dengan Pati Unus, yang kemudian menjadi raja Demak kedua menggantikan ayahnya, Raden Patah YTPHN.
  • Nyai Lara Baghdad, putri Maulana Abdullrahman Al-Baghdadi, dikaruniai 2 orang anak; Pangeran Jayakelana (Putra Pertama), menikah dengan keluarga Demak juga, putri Raden Patah yang bernama Ratu Pembayun. Putra kedua, Pangeran Bratakelana, menikah dengan anak Raden Patah yang lain, yakni Ratu Nyawa. Yang setelah kematiannya dalam pertarungan melawan bajak laut sepulang dari Demak, kemudian diperistri oleh saudara tirinya, Pangeran Pasarean.
Syech Maulana Jati wafat pada tanggal 26 Rayagung tahun 891 Hijriah / 1568 M / 1491 Saka, tanggal Jawanya adalah 11 Krisnapaksa bulan Badramasa.

Literasi YSN

Sumber : Perpustakaan Tanah Impian
Foto : Istimewa

Labels: Kesultanan, Tokoh Agama

Thanks for reading Sunan Gunung Jati 1448 - 1559. Please share...!

0 Komentar untuk "Sunan Gunung Jati 1448 - 1559"

Wanita Cerdas Hormati Pria Berpengetahuan Luas

Wanita Cerdas Hormati Pria Berpengetahuan Luas
Jendela Nusantara

Proud to be Indonesia

Proud to be Indonesia
Back to Local Wisdom

Iklan : WWT, IM. OtO, WM


Back To Top